Sunan Kudus / Raden Ja'far
Sodik
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung,
Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sebagai seorang wali,
Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak,
yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan
hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum
penguasa dan priyayi
Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa
Demak, dan Arya Penangsangadipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya
yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran
Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
Makam
Sunan Kudus terletak di belakang komplek Masjid Agung kudus di dalam kota
kudus.seperti makam wali songo yang lainya,makam sunan kudus berada di cangkup
di selubungi oleh kelambu tipis berwarna tipis warna putih yang terbuka pada
bagian pintu yang berukir.di dlam komplek pemakaman sunan kudus,di luar komplek
terdapat makam tokoh yang mansyur pada zaman kejayaan Demak seperti terdapat
Reden Kusen dan istri panembahan Palembang panembahan kuleco penembahan condro
dan sebagainya.
Seperti
sisilah wali songo lainya Sunan Kudus memiliki beberapa fersi yang berbeda satu
sama lainya.perbedaan itu terdapat benang merah yang menghubungkan satu
silsilah dengan silsilah yang lain menurut versu Cirebon Sunan Kudus adalah
putra Sunan Ngudung Sunan ngudung sendiri adalah putra dari saudara sultan
mesir,adik dari rara dampul,pergi ke negeri Puser Bumi di Cirebon dan bertemu
dengan Syarif Hidayat yaitu sepupu mereka yang kelak menjadi Sunan Gunung Jati
Syarif Hidayat menyarankan agar udung peegi ke Ampeldenta berguru pada Sunan Ampel
udung pergi ke Ampeldenta dan menjadi murid terkasih Sunan Ampel udung kemudian
di nikahkan dengan cucu Sunan \Ampel yang bernama Syarifah yang di kenal
dengan nama Nyai Ageng Manila.
Jejak Sunan Kudus di
Menara Kudus
Sementara
itu,Menurut "babad tanah jawi"
Tokoh Usman Haji di sebut sebagai putra dari Raja Pandhita(Ali Murtadho kakak Sunan Ampel). Usman Haji di tempatkan Sunan Ampel
di Jipang Panolan sebagai Imam,bertempat di dusun Ngudung ia bertapa di Gunung Jambangan
selama tiga bulan sepuluh hari lalu mendapat Drajat wali dan di sebut Sunan
Ngudung. Usman Haji menikah dengan Dewi Sri putri Tumenggung Wilatikta,dari
perkawinan itu,lahir Dewi Sujinah dan Amir haji Usman haji juga menikah dengan
Siti Syariah cucu Sunan Ampel memiliki seorang putra Amir hasan Usman Haji
dengan Siti Syariah tinggal di gunung Manyoran dan di kenal sebagai Sunan
Manyoran.
Lawang kembar,berada di dalam masjid Al Aqsho
|
Sementara
menurut "Naskah wali sana babadipun
Parawali" menuturkan bahwa Raja Pandhita Agung yang bernama Ali
Murtala.di angkat menjadi imam di gresik oleh penguasa Surabaya bernama Arya
Lembu Sora yang seorang muslim. Raden Ali Murtala atau Raden Santri kakak Raden
Rahmat Sunan Ampel dikisahkan menikah dengan putri Aria Teja penguasa Tuban
yaitu Dyah Retna Maninjung. Raja Phandita atau Ali Murtala yang juga dikenal
dengan sebutan Sunan Gresik, dikisahkan menikah lagi dengan putri Arya Baribin
dari Madura yaitu Rara Siti Taltun. Dari pernikahan dengan putri Arya Baribin
ini lahir Usman Haji.
Makam Ki Ageng Pengging
|
Menurut
Babad Tjirebon, Raja Phandita oleh Raja Majapahit dinikahkan dengan putri Arya
Ringin dari Madura. Dari pernikahan itu, Raja Phandita memiliki dua putra dan
seorang putri : yang sulung Khalifah Haji Usman, yang kedua Lebe Tuban, dan
yang ketiga seorang putri. Haji Usman dinikahkan dengan sepupunya sendiri,
putri Sunan Ampel yang bernama Nyai Gedeng Malaka.
Berdasar
catatan naskah-naskah historiografi seperti Babad Tanah Djawi Naskah Drajat,
Wali Sana Babadipun Parawali, Babad Tjirebon, Sejarah Hidup Wali Songo, dan
silsilah Sunan kudus, dapat disimpulkan bahwa tokoh Ja'far Shadiqyang masyhur
disebut Sunan Kudus adalah cucu buyut Syaikh ibrahim as-Samarkandi, yang
dimakamkan di Gisikharjo, Palang, tuban. Sebab, ayahandanya, Usman haji, adalah
putra Raja Phandita di Gresik yang bernama Ali Murthado, kakak Raden Rahmat
Sunan Ampel. Atas alasan kerabat Sunan Ampel itulah Usman Haji atau Sunan
Ngudung, menurut Hikayat Hasanuddin, diangkat menjadi imam keempat Mesjid Demak
dengan gelar Penghulu Rahmatullah di Undung. Masih menurut hikayat Hasanuddin,
Sunan Kudus sebagai putra Penghulu Rahmatullah di Ngudung, diangkat menjadi imam
kelima Masjid Agung Demak.
Dibanding
para wali penyebar Islam lain, kisah Sunan Kudus menuntut ilmu tidak cukup
banyak ditulis oleh sumber historiografi lokal. Raden ja'far Shadiq dalam
cerita tutur dikisahkan belajar ilmu agama kepada ayahnya sendiri, yaitu Raden
Usman Haji atau Sunan Ngudung.
Makam minak koncar di lumajang
|
Selain
berguru kepada ayahandanya, Raden Ja'far Shadiq juga dituturkan berguru kepada
seorang ulama bernama Kyai Telingsing. Menurut cerita, kyai Telingsing adalah
seorang Cina muslim yang bernama asli The Ling Sing. Kedatangannya ke Pulau
Jawa dikaitkan dengan kunjungan laksamana Cheng Ho. Sebagaimana disebutkan
dalam sejarah, kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Pulau Jawa, selain untuk
mengadakan tali persahabatan juga menyebbarkan agama Islam melalui anak buahnya
yang ditinggalkan di sejumlah daerah.
Sebagaimana
pendekatan dakwah yang di lakukan para wali penyeber islam pada ahir abad ke 15
dan awal abad ke 16,yaitu menggunakan pendekatan sesuai firman Allah dalam
surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:"Hendaknya engkau mengajak orang ke
jalan allah dengan hikmah,dengan peringatan yang ramah-tamah serta bertukat
fikiran dengan mereka melalui cara yang sebaik-baiknya".Dengan
kebujaksanaan dakwah itu,sebagaimana wali songo lainya,Reden Jafar Sidiq
berusaha mendekati masyarakat untuk memahami apa yang di harapkan
masyarakat.dan dalam hal dakwah langsung ke tengah masyarakat,jafar Sidiq
banyak menggunakan jalur seni dan budaya beserta teknologi terapan yang
bersifat tepat guna,yang di butuhkan masyarakat.
Usaha
sunan kudus menyempurnakan alat pertukangan yang berhubungan dengan perbaikan
teknik membuat
keris pusaka,kerajinan emas, pande besi,tampaknya memberikan pengaruh dalam
arsitektur yang berkembang di tengah masyarakat kudus dan sekitarnya. Bangunan
rumah kudus yang sampai sekarang di anggap sebagai bangunan khas
kudus, tampaknya arsitekturnya berkembang pada zaman sunan Kudus karena
relief-relief yang terdapat pada candi-candi di jawa tengah tidak satupun yang
menunjukan arsitektur sama dengan bangunan rumah Kudus.
Bangunan rumah kudus dan
lawang kembar masjid kudus menunjukan kompromi arsitektur islam dengan
arsitektur setempat yang berciri Hindu, perpaduan unsur islam dengan lokal yang
dilakukan Sunan Kudus tampak juga legenda yang mengaitkan tokoh sunan kudus
dengan pelarangan masyarakat untuk menyembelih dan memakan daging sapi,hewan
yang di muliakan dan dihormati orang-orang yang beragama Hindu.
Ada kisah yang
menuturkan bahwa suatu saat Sunan Kudus dalam perjalanan tersesat di daerah
lembah berhutan-hutan yang kehilangan jalan, setelah berputar-putar sampai
sore, Sunan Kudus mendengar suara genta yang ternyata berasal dari sekawanan
sapi sedang berjalan. Sunan Kudus lalu mengikuti sapi-sapi tersebut berjalan
sampai ke sebuah desa, oleh karena merasa berhutang budi kepada sapi-sapi
itu, Sunan Kudus lalu mewanti-wanti penduduk untuk tidak memakan daging sapi, bahkan
saat Idul Qurban pun di kisahkan yang di sembelih Sunan Kudus bukan
sapi, melainkan kerbau.
Demikianlah hingga saat sekarang ini di daerah kudus
tidak di temukan penduduk yang menjual makanan terbuat dari daging sapi, dengan
alasan tidak berani melanggar larangan Sunan Kudus.
Sebagai
salah satu seorang tokoh wali songo Sunan Kudus selalu di kaitkan dengan tiga
peristiwa besar yaitu pertama: bertempur melawan sisa kekuatan majapahit di
kediri dalam rangka menerukan tugas ayahandanya yang gagal dalam pertempuran
menaklukan sisa-sisa kerajaan majapahit di wirasaba.
Menara Kudus dan Masjid Al Aqsha
Kedua:
Menumpas gerakan ki ageng pengging beserta gurunya Syaikh siti jenar yang di
anggap makar oleh sultan Demak.ketiga: keterlibatan sunan Kudus dalam mengatur
suksesi tahta demak pascawafatnya sultan trenggana,di mana sunan Kudus di
kisahkan memihak seorang muridnya yang setia,arya panangsang,adipati jipang
panolan.
Sepeninggal
sunan Ngudung,kedudukan sebagai imam masjid di gantikan oleh Sunan Kudus.inilah
yang kemudian menggantikan kedudukan ayah handanya sebagai pemimpin barisan
santri dan di beri sunan Giri sebuah pusaka golok Bertuah,yang paling Dasyat
arya damar memberi sebuah Peti,yang jika di buka tutupnya akan menimbulkan
hujan dan angin serta memunculkan pasukan siluman yang akan mengusir
Musuh.menurut "serat khandaning ringgit purwa dan babad tanah jawi"
menuturkan,bagaimana dalam serangan ke tiga ke majapahit, sunan Kudus ynag memimpin
pertempuran melawan pasukan majapahit dengan pasaka-pusaka termansyur itu
membuat kecut hati pasukan Majapahit,adi pati terung di beri tahu bahwa yang
memimpin pasukan santri adalah sunan Kudus,yang tidak lain adalah menantunya
sendiri,dan juga mendengan bahwa sunan Kudus telah di bekali peti pusaka dari
aryo Damar.membuat penguasa terung itu tidak ikut dalam pasukan
majapahit.begitula cerita menurut sumber-sumber kitab kuno menuturkan
perjalanan sunan kudus.dan masih banyak lagi naskan yang belum penulis tulis di
sini,ini hanya sebagian singkat saja.
Gelar
sunan Kudus sendiri baru di sandangya Raden jafar sidiq setelah ia tinggal
menetap di kudus.kiranya,setelah tinggal di kudus dan mendirikan Masjid Agung
kudus,gerkan dakwah yang dilakukan sunan Kudus semakin berkembang di tengah
masyarakat,karena tidak lagi di sibukan dengan pemerintahan.bahkan munculya
berbagai cerita legenda yang di hubungkan dengan kekeramatan sunan
Kudus,berlangsung sewaktu putra Sunan Ngudung di kudus saat usia lanjut sampai
ahir hayatnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar